Rabu, 25 November 2009

KURIKULUM BERBASIS KEWIRAUSAHAAN AKAN DIBUAT SEPERTI APA?

Nama : Laras Anggita P
NIM : 07401241040
KURIKULUM BERBASIS KEWIRAUSAHAAN AKAN DIBUAT SEPERTI APA?
Akhir-akhir ini dunia pendidikan diramaikan dengan isu akan adanya kurikulum berbasis Kewirausaan. Berita itu muncul dari Menteri Pendidikan kita yang baru. Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, mengatakan pihaknya akan menyelesaikan penyusunan kurikulum berbasis kewirausahaan tersebut dalam seratus hari pertama kerjanya. Kurikulum tersebut rencananya akan diberlakukan pada tahun 2010 mendatang.
Pendidikan kita selama ini lebih terpancang pada hafalan dibandingkan upaya memajukan kreativitas siswa. Jika hal itu terus berlanjut maka kita akan melihat keruntuhan dunia pendidikan kita. Di lain pihak negara-negara lain terus melesat perkembangannya. Oleh karena itu kita harus membenahinya yaitu dengan cara memacu kreatifitas siswa. Dibutuhkan pemikiran yang matang oleh para ahli pendidikan untuk menyusun suatu sistem pendidikan yang dapat merangsang daya kreatifitas. Salah satu upayanya yaitu dengan kurikulum berbasis kewirausahaan.
Kurikulum berbasis kewirausahaan adalah suatu kurikulum yang berusaha membentukan karakter kewirausahaan pada peserta didik termasuk rasa ingin tahu, fleksibilitas berfikir, kreatifitas, dan kemampuan berinovasi. Untuk memupuk karakter tersebut diperlukan waktu yang lama sehingga harus dimulai dari sekolah dasar tidak hanya pada perguruan tinggi. Dengan pendidikan berbasis kewirausahaan diharapkan akan menjadi sebuah solusi untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran. Siwa tidak hanya mencari lapangan pekerjaan akan tetapi mampu membuka lapangan pekerjaan. Tidak seperti yang terjadi sekarang setelah lulus mereka bingung mencari pekerjaan.
Menuru Hilda Taba kurikulum adalah suatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. Hilda Taba mengemukakan bahwa pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisispasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya. Perubahan kurikulum memang menjadi suatu keharusan jika dirasa tidak relevan lagi, akan tetapi diperlukan kehatia-hatian dalam merubahnya. Perubahan kurikulum berarti perubahan sosial. Hal yang harus dicermati adalah sudah adakah analisis kebutuhan tentang diperlukannya topik kewirausahaan untuk dijadikan topik pembelajaran. Pertama yang harus ditetapkan adalah bentuk kecakapan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah melewati pembelajaran kewirausahaan. Sesuai dengan Taksonomi Bloom, sampai tingkat berapa capaiannya? Berikutnya penentuan metode penilaian yang harus dilakukan untuk mengukur tingkat kecakapan peserta didik.
Menciptakan kurikulum baru memang lebih mudah daripada menerapkannya dalam praktik. Sekalipun telah dilaksanakan sebgai percobaan, akan banyak rintangan dalam proses penyebarannya, oleh sebab itu memerlukan banyak orang yang terlibat terlebih lagi guru yang memiliki peran yang besar agar kurikulum kewirausahaan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu guru harus diberikan ketrampilan tersebut berbentuk pelatihan agar dapat menyampaikan pada siswa.
Pemerintah juga harus siap dengan biaya untuk menyediakan alat serta fasilitas guna menunjang ketercapaian kurikulum berbasis kewirausaah. Jadi pemerintah bersama pihak pihak yang terkait harus benar-benar matang dalam menyusun kurikulum tersebut, karena kesalahan akan berakibat fatal bagi pendidikan kita. Jangan gegabah, apalagi tergesa-gesa seperti yang diutarakan menteri pendidikan bahwa target awal ajaran 2010 sudah selesai. Jangan sampai Kurikulum tersebut hanya formalitas saja dan jangan sampai muncul istilah ganti menteri ganti kurikulum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar